Blog Archives

Mozart Music Effect and Research

Wolfgang Amadeus Mozart

Biography

Wolfgang Amadeus Mozart Austrian composer born in Salzburg, January 27, 1756, died in Vienna on 05 December 1791.

Wolfgang Amadeus Mozart is one of the most emblematic composers of classical music. Equipped with exceptional musical gifts, he composed at the age of 6 years. His father, renowned musician, he made a tour of European capitals: the astonishing prodigy, the tour lasts nine years! Employed as organist by Count Colloredo of Salzburg, Mozart feels trapped in a framework set by the commands and eventually resigned.

Based in Vienna with his wife, Constanze Weber, the composer is experiencing good times, ranging from concerts and compositions in the audience cheered. Affected by the death of his father in 1787, he composed the dark opera ‘Don Giovanni’ is not understood by the Viennese public. The last years of his life are those of his finest compositions, including “Cosi fan tutte ‘(1790) and’ The Magic Flute ‘(1791) but his wife’s health is weakening and the couple is in debt. Mozart, whose genius will never be truly recognized in his lifetime, died in the quasi-indifference to 35 years, leaving a ‘Requiem’ incomplete, that some see as a real musical testament.


Researchers Israelis seem to have made an odd discovery … To listen to Mozart every day to promote their premature baby grow!

For their experiment, the researchers listen for thirty minutes of Mozart’s compositions in a group of twenty preterm infants. The next day, they measured the energy expenditure of these babies, no music this time. By listening to Mozart and premature spend 10% less energy, which would help them grow and develop.

The researchers also explain that Mozart’s music seems more beneficial than other composers, because repeating the main melody is more marked. Listening to him, would also have premature heart beat and breathing slower.

On their tiny heads, newborns have a stereo headset and their small hands move to the rhythm of the music. A hospital in Kosice-Saca, in eastern Slovakia, babies listen to Mozart in the early hours of life.

The goal is not to produce a generation of brilliant musicians, but to stimulate mental and physical functions of infants with the benefits of music therapy.

“Childbirth is a very difficult process and for each baby represents an enormous stress,” said AFP Mrs. Slavka Viragova, chief physician of the maternity hospital in Kosice-Saca, who introduced the draft .

“In the belly of the mother, the child listens to the heartbeat of his mother, who represents for him a source of protection and positive emotions. For the baby remembers her mother in the period immediately following childbirth when it is not with her, we make him listen to music, “she said.

In a room with walls and windows decorated with drawings of animals from fairy tales, a dozen infants in jersey are placed in small beds, one beside the other in two rows. They listen to music and sleep quietly.

From time to time they open their eyes, move, yawn and grimace. Next door is another room with incubators for infants born prematurely or with health problems. They also listen to music.

“We’ve noticed that a well-selected music therapy helps to improve congestion of bodies in infants born prematurely thus stabilizing their breathing. In general, music therapy helps a baby to increase weight, get rid of stress and to cope with the pain, “says Viragova.

Mother of two son of 15 and 12 years, Slavka Viragova has applied this method to his own children. It made them listen to Mozart’s compositions. “It was noted that Mozart’s music has a very good effect on the development of IQ,” says she. At the hospital, infants listen five or six times a day a piece of ten minutes of a classic work of Mozart, a composition for piano by Richard Clayderman, a mix of jungle sounds or of relaxing music.

“The music is very gentle and quiet intensity is between 30 and 50 decibels that can compare to the sound of a normal walking or opening a door,” said the chief doctor. Most often, the music is played throughout the piece and also reduces stress nurses often overwhelmed with 20 to 30 babies are permanently present in the maternity ward. Helmets are used to create the baby a more quiet atmosphere and relaxing.

Some babies throughout the day with their mothers when they feel strong enough after childbirth. These rooms are equipped with small stereos. It is therefore possible to make their own CDs and cassettes.

This project is unique in Slovakia and Central Europe, started two years ago and was very well received by the women delivered. “It is certainly a very good idea and the influence on the baby is very positive,” said Livia Oliarova, 30, whose second son, Adrian, is born in the maternity Kosice-Saca. “We’ll probably continue to listen to music even at home,” she said.

The hospital is now a little victim of his fame. And some women are willing to travel hundreds of miles to give birth in this maternity hospital, just east of Slovakia.

Top Articles :

Genetik, Nutrisi dan Lingkungan mempengaruhi Perkembangan Otak Janin

inmagine.com

Jakarta – Siapa tidak ingin memiliki anak cerdas. Konon, kecerdasan anak dapat dikembangkan sejak dalam kandungan. Untuk mendukung perkembangan otak janin, tidak cukup hanya diberi nutrisi saja. Mengelus-elus perut ibu hamil juga bisa memicu perkembangan otak janin. “Stimulasi ini seperti dengan mengusap-usap perut ibu hamil dan mengajak bicara janin. Dengan sering melakukan stimulasi seperti itu, maka jaringan sinaptogenesis atau hubungan antar syaraf semakin banyak,” kata dokter spesialis anak Dr Attila Dewanti Sp.A. Hal itu disampaikan dia dalam diskusi bertajuk “Mengembangkan Kecerdasan Anak Sejak dalam Kandungan” di Brawijaya Women and Children Hospital, Jl Taman Brawijaya, Jakarta, Sabtu (22/9/2007).

Attila mengatakan, mengusap perut dan mengajak bicara janin juga bisa meningkatkan hubungan bapak-ibu dengan anaknya. Selain itu juga bisa mematangkan emosi anak, sehingga ketika dewasa tidak mudah depresi. Menurut dia, faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan otak ada 3 yaitu, genetik, nutrisi dan lingkungan. Nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan otak janin antara lain protein, karbohidrat, vitamin, mineral, serta AA dan DHA untuk perkembangan otak dan retina mata. Untuk faktor genetik, orangtua yang cerdas, kemungkinan besar akan memiliki anak yang cerdas pula. Sebab dari faktor genetik ini, sekitar 50-60 persen yang diturunkan. Sedangkan faktor lingkungan salah satunya adalah mengelus perut dan mengajak bicara janin. (nvt/ken)

Rahasia Merangsang Otak si Kecil

inmagine.com

Lingkungan tempat di mana bayi dibesarkan sangat mempengaruhi perkembangan otaknya. Pada tahun pertama dalam kehidupan bayi, sistem otak mulai terbentuk dengan cepat. Aktivitas otak sudah mulai membentuk hubungan elektrik sangat kecil yang disebut sinapses. Sejumlah rangsangan yang diterima bayi secara langsung mempengaruhi pembentukan sinapses ini.

Rangsangan yang senantiasa berulang akan menguatkan hubungan-hubungan tersebut dan membuatnya menjadi permanen, sementara rangsangan lain yang tidak banyak berulang lama-lama akan hilang. Dengan demikian tahun pertama itu merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan otak bayi.

Periode ini (perkembangan otak dan pembentukan jaringan kerja otak) merupakan periode intensif yang hanya terjadi sekali dalam seluruh kehidupan seseorang. Sebagai orangtua, tentu Anda tak ingin melewatkan kesempatan emas yang sangat singkat ini, bukan? Nah supaya perkembangan otak anak Anda menjadi optimal, berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan ;

  1. Cinta. Cinta dan perhatian merupakan kebutuhan riil pertama. Bayi Anda tidak pernah mengatur atau memanipulasi Anda. Dia sangat butuh cinta mesra Anda. Cinta Anda yang tidak terbatas memperkuat penghargaan diri dan meningkatkan perkembangan sirkuit otak bayi Anda.

  2. Bicaralah pada bayi Anda sesering, selembut mungkin dengan kasanah kata sebanyak mungkin, serta berbagai ekspresi. Suara Anda adalah suara favorit bayi Anda, sebab dia sudah mulai mendengarnya sejak ada di kandungan.

  3. Jawab permintaan bayi Anda (misalnya mencoba memahami tangisan bayi Anda) tanpa ragu-ragu. Hal ini akan mengajarkan pada bayi Anda untuk berani berkomunikasi dengan orang lain, dan memberi stabilitas emosi dan kepercayaan yang tinggi untuk dia.

  4. Sentuh bayi Anda. Para ahli menemukan bahwa bayi prematur yang dibelai akan tumbuh lebih cepat, sedikit menangis, dan akan segera diperbolehkan pulang dari rumahsakit daripada yang tidak dibelai.

  5. Ekspresi yang positif. Bayi Anda akan hafal dan paham betul suara, ekspresi wajah, dan gerak Anda. Maka buatlah dia kenal ekspresi dan suara yang positif.

  6. Biarkan bayi Anda mengalami lingkungan yang berbeda; ajak jalan-jalan, tunjukkan hal-hal yang menarik di sekitar lingkungan Anda.

  7. Biarkan Bayi Anda mengenali berbagai tekstur dan temperatur (tentu jangan terlalu dingin, panas, atau keras). Sediakan lingkungan yang aman bagi eksplorasi bayi, karena pengenalan yang dilakukannya memang butuh waktu.

  8. Bacakan buku-buku. Walaupun bayi Anda belum bisa mengikuti atau membaca, namun gambar-gambar dan suara Anda baik buat dia.

  9. Mainkan musik atau biarkan bayi Anda mendengarkan musik seperti musik klasik (Mozart misalnya). Penelitian membuktikan bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan neuron-neuron otak bayi.

  10. Ketika Anda frustrasi karena bayi Anda menjatuhkan susu ke lantai, ingatlah bahwa dia melakukan itu karena sedang mencoba mengenali dunia.
    kompas

Merangsang Kecerdasan Anak dalam Kandungan

inmagine.com

Anda tak perlu menunggu hingga bayi Anda lahir untuk ikut menikmati musik. Anda juga bisa memberikan rangsangan lain agar janin Anda lebih aktif dengan memberi sentuhan atau permainan cahaya.

Menurut hasil riset Dr. Chapman J. S. dari New York University, AS, janin mulai bisa mendengar di usia 26 minggu, atau trimester ke-3. Cairan amnion adalah sarana penghantar gelombang suara yang baik bagi janin, sehingga rangsangan suara dari sekeliling maupun dari luar rahim, dapat didengarnya. Tetapi riset tersebut juga membuktikan, jenis musik yang membuat ibu relaks, belum tentu memiliki efek yang sama bagi janin. Suara yang menenangkan janin adalah yang berirama teratur, atau kira-kira seperti suara detak jantung ibu yang biasa didengarnya.

Ajak bermain dengan…

  • Memutarkan aneka jenis musik kepada janin, disarankan musik tersebut memiliki rentang nada cukup lebar, mulai nada rendah hingga tinggi.
  • Mengajak janin berbicara dengan berbagai intonasi.
  • Memainkan alat musik, misalnya piano atau gitar

Rangsang sentuhan dan rabaan. Pada usia kehamilan 16 minggu janin akan bereaksi terhadap sentuhan, rabaan atau tekanan yang mengenai perut ibunya.  Reaksi yang paling sering ia tunjukkan, menurut riset Dr. J. Atkinson dan Dr. O. Braddick dari Universitas London, Inggris, adalah dengan gerakan mengisap jempolnya.

Ajak bermain dengan…

  • Mengusap-usap bagian perut yang menonjol akibat tekanan tubuh janin.
  • Mengetuk-ngetuk perut dengan hitungan dan tunggu sampai janin membalas ketukan Anda dengan gerakan yang dilakukannya. Misalnya, dengan menendang, menunjukkan kaki atau tangannya ke permukaan perut.
  • Menekan bagian perut yang menonjol karena tekanan kaki atau tangan janin. Biarkan janin membalas dengan menunjukkan tonjolan di bagian lain perut Anda.

Rangsang cahaya. Kelopak mata janin pada usia kehamilan 26 minggu, biasanya belum terbuka. Namun demikian, hasil riset Dr. Jason C. Birnholz dari New York Academy of Sciences, Amerika Serikat, membuktikan, janin sudah menunjukkan reaksi terhadap cahaya ketika perut ibunya disinari. Reaksi janin terlihat dari peningkatan denyut jantungnya. Terkadang ia bahkan mampu menggerakkan tangannya ke arah mata  – seperti menutupi mata – akibat merasa silau.

Ajak bermain dengan…

  • Mengajak janin bicara saat berada di tempat gelap, lalu berpindah ke tempat terang.
  • Mengarahkan senter ke perut Anda sambil berpindah-pindah tempat.
  • Memainkan senter sambil diarahkan ke perut, dengan memadamkan lalu menyalakan kembali, berulang-ulang.(ayahbunda.com)

Terapi Musik untuk Anak Jenius

inmagine.com

Pada waktu saya mengandung (hamil) yang pertama sekitar 27 tahun lalu, saya aktif memberi pelajaran piano klasik kepada anak-anak maupun dewasa. Kegiatan mengajar piano itu sudah saya tekuni sejak masih menjadi mahasiswi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, kemudian dilanjutkan sesudah berumah tangga dan juga setelah bekerja sebagai psikolog.

Saya sama sekali tidak mengetahui dan menyadari bahwa kegiatan musik yang saya lakukan sejak awal kehamilan, sampai pada saat akan melahirkan, akan membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan kecerdasan anak saya.

Sebagai seorang ibu saya bahagia dan bangga melihat perkembangan mental putera saya yang cepat, betapa tidak, sejak kecil ia sudah menunjukkan minat baca yang besar. Usia dua setengah tahun, ia sudah masuk playgroup. Prestasi belajarnya sejak SD, SMP, SMA maupun di Perguruan Tinggi lancar dan selalu mendapat ranking. Dalam bidang matematika prestasinya menonjol, sehingga kadang-kadang timbul pertanyaan dalam hati saya:
“Darimana anak saya ini memperoleh bakat matematika, sebab saya sendiri tidak mungkin? Saya paling tidak suka matematika atau jaman saya sekolah dulu disebut dengan ilmu berhitung!”

Jawaban terhadap pertanyaan saya mengenai prestasi belajar yang dicapai putera saya selama ini, akhirnya saya peroleh ketika mendapat tugas belajar ke Jerman pada 1985-1987.

Saya mengambil training dalam bidang Terapi Musik dan juga bidang diagnostik Perkembangan Psikologis bayi sampai dengan usia balita. Selama mengambil training dalam bidang Terapi Musik tersebut, saya mendapatkan pengetahuan yang sangat penting dan berharga dari dosen pembimbing saya, yaitu:

Menurut hasil penelitian ilmiah dari berbagai macam pakar seperti dokter ahli syaraf, psikolog, dokter anak, dokter kebidanan, dan lain-lain menyampaikan bahwa:

1. Sudah ada proses belajar sejak dalam kandungan.
Rahim ibu lebih menyerupai “ruang kelas” dari pada anggapan selama ini hanya sebagai “ruang tunggu”.
2. Janin telah dapat mendengar secara jelas pada usia enam bulan dalam kandungan, sehingga ia dapat menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai dengan irama nada suara ibunya atau cara ibunya berbicara.
3. Janin juga mampu untuk belajar sedikit mengenai musik pada usia 4/5 bulan. Artinya: secara pasti janin dapat bereaksi terhadap bunyi dan melodi dengan cara berbeda-beda terhadap ritme atau irama musik. Misalnya: Jika kita memutar lagu berirama lembut, maka janin yang sedang gelisah sekalipun akan merasa tenang atau relaks. sebaliknya jika kita memutar lagu-lagu dengan irama cepat/ lagu-llagu Pop atau Rock, maka janin yang paling tenangpun akan mulai menendang secara aktif bergerak.
4. Janin dalam kandungan sudah memiliki perasaan, kesadaran, dan daya ingat.
5. Janin dalam kandungan yang diberi rangsangan suara termasuk “Musik” secara teratur dan terus-menerus ternyata mampu memacu kecerdasan bayi setelah lahir.

Atas dasar hasil penelitian dari para pakar tersebut maka musik telah digunakan sebagai salah satu aktivitas dalam penatalaksanaan pengobatan berbagai penyakit fisik maupun fisik / mental dan dikenal dengan nama “Terapi Musik”

II. Apakah Itu Terapi Musik?

Terbukanya misteri musik yang mampu mempengaruhi kondisi kesehatan seorang, baik fisik maupun menta, sehingga timbullah beragam pengertian terapi musik tersebut seperti dibawah ini;

1. Terapi musik adalah suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyi secara terpadu dan terarah didalam membimbing ibu-ibu tersebut selama masa kehamilan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan:
Relaksasi bagi ibu-ibu hamil.
Stimulasi dini pada janin.
Menjalin keterikatan emosional antara ibu hamil dan janinnya.

2. Terapi musik adalah suatu bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara sistimatis, terkontrol dan terarah didalam:
Menyembuhkan.
Merehabilitasi.
Mendidik dan
Melatih anak-anak dan orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental, atau emosional.

3. Terapi musik adalah suatu kegiatan dalam belajar yang mempergunakan musik untuk mencapai tujuan-tujuan seperti:
Merubah tingkah laku.
Menjaga/memelihara agar tingkah laku atau kemampuan yang telah dicapai tidak mengalami kemunduran.
Mengembangkan kesehatan fisik dan mental.

4. Terapi musik adalah suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni ilmu pengetahuan dan emosi (perasaan cinta, kasih sayang, dan lain sebagainya).

Jadi, dari pengertian-pengertian tersebut diatas terlihat bahwa adanya keterkaitan antara musik dengan emosi atau mental seseorang. Khususnya untuk ibu-ibu hamil dan ibu-ibu sesudah melahirkan seperti tertuang dalam pengertian pertama, terlihat bahwa terapi musik antara lain bertujuan memberikan stimulasi pada janin / bayi agar kelak menjadi anak yang cerdas dan berkualitas

III. Hubungan Musik dan Fungsi Otak

Otak manusia, termasuk otak bayi, terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Otak ini mulai terbentuk pada awal kehamilan dan berkembang dengan pesat sampai bayi lahir.

Belahan otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik yang terdiri dari berbicara-kemampuan tata bahasa, baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, peristiwa) logika, angka, analisis, dll.

Belahan otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, dan pengembangan kepribadian.

Dari penjelasan mengenai fungsi otak kiri dan kanan, maka dapat diketahui belahan otak kanan ada kaitannya dengan “musik”. Oleh sebab itu pada pelaksanaan terapi musik bagi ibu-ibu hamil maka perangsangan atau stimuli mental (dengan musik atau cara-cara lainnya) haruslah mencakup peningkatan perkembangan dari kedua belah otak tersebut. Agar bayi/anak kita kelak tubuh dan berkembang menjadi individu atau manusia seutuhnya, harus ada keseimbangan antara fungsi otak kiri dan fungsi otak kanannya. Sebab dalam kehidupan sehari-hari ada individu/orang yang fungsi otak kiri lebih menonjol daripada otak kanan.
Contoh:
– Ahli matematika yang tidak suka musik
– Ahli bedah yang muak melihat isterinya membaca buku-buku novel atau membeli barang-barang seni (lukisan dsb).

Disisi lain ada individu/orang yang kemampuan otak kanannya lebih menonjol.
Contoh:
– Ia lebih suka melamun, bermimpi
– Membuat novel
– Menulis lagu
– Ia akan merasa pusing bi;la dihadapkan pada angka-angka metematika atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kemampuan akademik.

Mengapa….!” Kenyataan-kenyataan dalam kehidupan sehari-hari seorang anak/individu bisa terjadi yaitu kecenderungan untuk si Harry lebih mengembangkan otak kiri, sedangkan si Sarah lebih menonjol fungsi otak kanannya.

Salah satu sebabnya diduga akibat “kekurangtahuan” orangtua, guru, dll. Seperti juga dikemukakan oleh seorang pakar “Parent Education” USA yaitu ”SUE TREFFEISSEN All parents wants to be good parents but most parents just don’t have the information that they need to know how their children are growing and developing”.

Jadi sebenarnya belahan otak kiri dan otak kanan bila bekerja sama akan saling memperkuat. Oleh karenanya disarankan kepada orang tua untuk merangsang perkembangan otak anak tidak hanya otak kiri saja, melainkan secara bersamaan juga otak kanannya.

Dengan kata lain orang tua perlu merangsang sejak dini kecerdasan mental (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) anak-anaknya.

IV. Manfaat Terapi Musik Bagi Ibu hamil dan Ibu Sesudah Melahirkan

Banyak manfaat yang didapat dari terapi musik bagi ibu-ibu hami / ibu-ibu sesudah melahirkan dalam mempersiapkan janin menjadi anak cerdas dan berkualitas

1. Bagi ibu hamil / ibu sesudah melahirkan maupun janin / bayi, terapi musik dapat menimbulkan reaksi psikologis, karena musik dapat menenangkan (relaksasi) dan juga memberikan rangsangan (stimulasi).

2. Melalui kegiatan terapi musik dapat menyongsong masa depan bayi / anak yang lebih cemerlang, karena untuk menghadapi era globalisasi dibutuhkan individu-individu yang memiliki ketrampilan “otak” akan lebih dihargai tinggi, dan sangat dibutuhkan bila dibandingkan dengan indiividu yang hanya mengandalkan kekuatan “otot”.

3. Kegiatan terapi musik dapat membantu ibu-ibu hamil agar tetap dapat mempertahankan keseimbangan antara kesehatan jasmani, pikiran, dan emosi. Musik menurut pendapat “Yuliette Alvin” seorang pakar Terapi Musik adalah sebagai berikut “Music is a means of communication and in this simple truth lies the tremendous therapeutic value of music.

4. Melalui rangsangan-rangsangan musik yang diperdengarkan kepada janin / bayi secara teratur, maka dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut kelak dikemudian hari.

5. Dalam diri anak kelak akan tumbuh kepribadian yang kuat dan ia mampu menyerap banyak hal.

6. Ia dapat meresapi musik, berarti ia juga mampu memahami perasaan orang lain.

V. Kesimpulan

Dalam proses kehidupan individu sejak dalam rahim sampai usia dewasa, maka salah satu aspek perkembangan yang penting adalah perkembangan otak.

Upaya yang berkesinambungan untuk mamacu perkembangan otak kiri atau kanan perlu dilakukan dengan berbagai cara atau metode yang bijaksana yaitu antara lain dengan memberikan rangsangan suara, termasuk musik, dan dari hasil peneltian ternyata bahwa janin dalam kandungan yang diberi rangsangan suara/musik dapat memacu kecerdasan bayi setelah lahir. Partisipasi aktif dari ibu-ibu hamil dan ibu-ibu sesudah melahirkan melalui terapi musik diharapkan ikut memacu perkembangan anak-anak menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berkepribadian matang.

Oleh: Dra. Hj. Iesye Widodo, SPsi (Psikolog dari RSAB Harapan Kita)

Teknik dan Saat Tepat Memberi Terapi Musik pada Anak

inmagine.com

Ibu hamil yang membutuhkan relaksasi, bisa mendengar musik kapan saja dan mana saja. Rangsangan berupa suara yang Menenangkan itu juga akan dinikmati janin. Namun, seperti yang dikatakan Dra. Hj. Iesye Widodo, Psi., ahli terapi musik dari klinik Tiara Putera, untuk hasil optimal, terapi musik bagi janin harus dilakukan secara terprogram atau tidak sembarangan.

EFEKTIF SAMPAI USIA 3 TAHUN

Seperti sudah kita ketahui, otak janin sudah bekerja di usia kehamilan 16 minggu. Setelah melalui proses pembentukan, kesempurnaannya terjadi di usia kandungan 18-20 minggu. “Di usia inilah,” menurut Iesye, “terapi musik paling baik mulai dilakukan, karena perlengkapan pendengaran janin sudah semakin sempurna.” Namun, sejak di trimester pertama pun ibu sudah boleh melakukannya, meski janin belum dapat bereaksi. Terapi ini lebih ditujukan kepada ibu untuk mengurangi kadar stres saat menjalani masa mual-muntah.”

Untuk anak, terapi musik paling efektif diterapkan sejak di dalam kandungan hingga usianya 3 tahun. Mengapa demikian? Karena selama periode itu, otak anak mengalami pertumbuhan dan kemudian perkembangan yang amat pesat. Namun, bukan berarti di usia selanjutnya terapi musik tidak akan membawa manfaat, hanya saja potensi rangsangannya semakin berkurang dari tahun ke tahun. Jadi, sampai usia berapa pun musik tetap bermanfaat. Namun, jika tujuannya untuk merangsang kecerdasan sebaiknya jangan sampai lewat dari usia 8 tahun.

MENGATUR JADWAL

Iesye menekankan, ibu bisa menentukan sendiri waktu terapi yang tepat, boleh pagi, siang, sore atau malam. Yang penting, ketika sudah memilih waktunya, maka ibu harus konsisten dengan waktu tersebut. “Kalau sudah menetapkan di pagi hari, maka selanjutnya harus di pagi hari, jangan diubah.” Pilihlah waktu sesuai kesempatan yang dimiliki. Bagi ibu yang bekerja misalnya, mungkin pagi hari bukanlah waktu yang tepat. Jadi, lakukan di malam hari atau di sela-sela waktu kerjanya. “Yang penting berkesinambungan dan konsisten. Bila tidak, maka hasilnya akan tidak sesuai dengan yang diharapkan.”

Selain waktu ibu, waktu janin juga perlu dipertimbangkan. Bagaimanapun, menurut Iesye, akan lebih baik bila terapi dilakukan ketika janin sedang tidak tidur. Pada saat terjaga, janin bisa menyimak rangsangan suara secara aktif. Dengan begitu, daya ingatnya juga ikut terangsang dan bertambah kuat.

Menurut penelitian, janin akan terjaga saat ibu selesai makan, terutama makan siang. Nah, waktu-waktu ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan terapi. Namun, tidak dijamin juga bahwa setelah ibu makan siang, janin pasti terjaga. Bisa saja, ia terjaga di pagi, sore, atau bahkan ketika ibu sedang tidur. Jadi, tak mesti juga ibu memaksakan diri melakukan terapi musik bagi janin segera setelah waktu makannya.

Ketika bayi sudah lahir, dengan melihat kondisinya sehari-hari, ibu bisa lebih mudah menentukan kapan waktu yang tepat. Bila anak biasa terjaga dan tenang di pagi hari, pilihlah waktu tersebut, tentu dengan mempertimbangkan waktu ibu juga. Siang, sore, atau malam hari pun tidak mengapa selama waktu tersebut merupakan waktu terjaganya.

PILIHAN LAGU DAN MUSIK

Untuk terapi, sebaiknya ibu tidak hanya memperdengarkan gubahan musik klasik. Selingi dengan lagu anak-anak agar ibu bisa sekalian mengajak bayi berkomunikasi. “Banyak jenis musik lain terbukti dapat merangsang kecerdasan. Misalnya, musik instrumen rebana, lagu anak-anak, dangdut, dan lagu-lagu rohani,” ungkap Iesye.

Pada anak dengan kebutuhan khusus seperti autisme, terapi musik ini harus dipandu oleh tenaga ahli yang mengerti kondisinya. Mulai jenis musik dan frekuensinya harus disusun berdasarkan kondisi kasus per kasus.

Pada anak yang terlalu aktif misalnya, terapi musik yang diberikan pada intinya harus bisa memuaskan emosi yang sering berlebihan. Bisa dengan musik klasik jenis tertentu atau diberikan alat musik pukul seperti rebana. Lewat aktivitas memukul ini, diharapkan emosinya dapat diluapkan secara positif. “Pokoknya, mereka diarahkan untuk melakukan aktivitas yang menimbulkan bunyi, irama, atau sesuatu yang menyenangkan, sehingga naluri agresif dan destruktifnya bisa tersalurkan,” ujar Iesye.

Sebaliknya, bila anak terlalu pasif, jenis musik yang diberikan harus dapat merangsangnya agar menjadi aktif. Biasanya, dipilih musik yang bernuansa ramai. “Pemberian alat musik seperti rebana pun bisa merangsang aktivitas anak,” tambahnya.

CARA MELAKUKAN

Iesye menganjurkan, ketika ingin memulai terapi, sebaiknya ibu berkonsultasi dulu dengan terapis profesional untuk mendapatkan pengarahan, seperti apa manfaatnya, kapan harus dilaksanakan, dan bagaimana caranya secara terperinci. Tentu saja agar terapinya berjalan efektif dan optimal. “Selanjutnya, ibu bisa mempraktekkannya di rumah sambil membaca berbagai referensi yang memang sangat penting diketahui.”

Berikut, Iesye mengenalkan tiga tahapan pendahuluan dari terapi musik yang bisa dijadikan pedoman saat ibu melakukannya di rumah.

1. Relaksasi Fisik.

Untuk mencapai relaks secara fisik, ibu dapat menggunakan teknik progresif relaksi. Pada tahap ini ibu yang sedang hamil harus mengendorkan dan mengencangkan otot-otot tubuh secara berurutan sambil mengatur napas. Relaksasi ini sangat dibutuhkan agar musik bisa dicerna dengan baik dan dapat tersalurkan ke seluruh anggota tubuh.

Pilihlah posisi yang paling nyaman, bisa sambil tiduran ataupun duduk. Bila ibu lebih bisa berkonsentrasi pada musik dengan posisi duduk, ambillah posisi ini. Demikian pula dengan posisi tiduran.

2. Relaksasi Mental

Setelah relaksasi fisik maka saatnya untuk masuk ke tahapan relaksasi mental. Di tempat terapi, selama tahapan ini awalnya ibu hamil dipandu instruktur terapis dengan kata-kata yang bersifat sugesti. Tujuannya untuk membawa ibu ke suasana di mana mereka bisa melupakan ketegangan dan kecemasan yang dirasakan selama kehamilan. Agar sampai ke tujuan, ibu dianjurkan untuk berkonsentrasi. Musik yang mengiringinya tentu saja yang bisa membangkitkan perasaan relaks. Selanjutnya, dengan mengikuti instruksi yang sudah pernah didapat, ibu dapat melakukannya sendiri di rumah.

3. Stimulasi atau Rangsangan Musik pada Janin

Untuk memperoleh manfaat maksimal dari terapi ini, ibu dianjurkan untuk mendengarkan musik dengan konsentrasi dan kesadaran penuh. Alunan suaranya mesti bisa merasuki pikiran ibu tanpa ada gangguan berupa ketidakstabilan emosi, suara berisik, dan kurang konsentrasi.

Saat mendengarkan musik, ambil posisi sekitar setengah meter dari tape atau dapat menggunakan walkman. Usahakan volume suaranya jangan terlalu keras ataupun lemah, tetapi sedang-sedang saja. Intinya, volume tersebut dapat menyamankan dan membuat ibu bisa berkonsentrasi penuh. Sesekali, boleh menempelkan earphone ke perut ibu agar janin bisa mendengar lebih jelas. Ketiga cara ini, sama baiknya.

Dianjurkan pula untuk tidak mendengarkan musiknya saja, kalau bisa ibu ikut berdendang mengikuti melodi atau liriknya. Untuk itu, bisa pilih lagu Twinkle-twinkle Little Star atau lagu-lagu ciptaan Ibu Sud, Pak Kasur, dan A.T Mahmud. Selain syair-syairnya cocok buat anak, lagu-lagu itu juga tidak lekang digusur zaman.

Waktu yang diperlukan untuk terapi sekitar 30 menit setiap hari. Asalkan ibu bisa berkonsentrasi dengan baik, dalam sehari boleh satu, dua, atau tiga lagu yang didengarkan. Bila banyaknya jenis lagu malah membuyarkan konsentrasi, sebaiknya pilih satu jenis saja dalam sehari.

sumber : milis bayi kita